HIV/AIDS. Diberdayakan oleh Blogger.

Aksi Pita Merah di Bundaran HI

>> Kamis, 10 Maret 2011

Aksi Pita Merah di Bundaran HI
Penulis: Icha Rastika | Editor: Heru Margianto

ICHA RASTIKA Aksi Mahasiswa Memperingati Hari AIDS Sedunia.


JAKARTA, KOMPAS.com - Pita merah dengan ujung bersilang mewarnai aksi ratusan mahasiswa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (28/11/2010). Sekitar 300 orang mahasiswa Universitas Indonesia, Universitas Atmajaya, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah beraksi membangun kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS. Mereka memasang pita merah, simbol anti HIV/AIDS di dada.

"Kita ingin memberi tahu masyarakat tentang adanya HIV/AIDS, supaya masyarakat lebih concern," ujar Sulaeman (19), mahasiswa Fakultas Kedokteran UI. Aksi pita merah digelar dalam rangka menyambut Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember.

Selain mengenakan pita merah, menurut Sulaeman, rencananya para mahasiswa akan membuat konfigurasi berbentuk pita merah di Bundaran HI. Mereka yang mengenakan kaus putih dan merah itu akan berbaris, membentuk formasi pita merah. Sekitar ratusan balon berwarna merah dan putih-pun akan dilepaskan sebagai simbol perlawanan terhadap HIV/AIDS.  "Kalau peduli AIDS, kita harus tunjukkan kepedulian kita dari sekarang," tambah Sulaeman.

Sebelum membentuk konfigurasi, ratusan mahasiswa itu menggelar jalan santai dari Universitas Atmajaya, Bendungan Hilir, hingga Bundaran HI. Mereka membagi-bagikan selebaran kampanye anti HIV/AIDS. Dalam selebaran yang dibagikan, tertulis, "170-210 ribu dari 220 juta jiwa penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS. Hingga kini, jumlah kematian akibat AIDS mencapai 5.500 jiwa. Hentikan penyebaran HIV/AIDS sekarang juga."

Read more...

Kehidupan ODHA - Orang dengan HIV/AIDS

Kehidupan ODHA - Orang dengan HIV/AIDS



HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia. Terutama Sel T CD4+ dan makrofaga, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh “tuan rumah” – dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar penyakit AIDS.

HIV adalah salah satu virus yang mudah menular, dan cara penularannya antara lain adalah melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral dan/ anal seks. Selain itu HIV dapat juga menular melalui transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

Penggunaan pelindung fisik seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks. Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV, tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih terlalu awal untuk merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah HIV.

Pada akhir tahun 2004 diperkirakan antara 36 hingga 44 juta orang yang hidup dengan HIV, 25 juta di antaranya adalah penduduk sub-Sahara Afrika. Perkiraan jumlah orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah antara 4,3 juta hingga 6,4 juta orang (AIDS epidemic update December 2004). Wabah ini tidak merata di wilayah-wilayan tertentu karena ada negara-negara yang lebih menderita dari pada yang lainnya. Bahkan pada tingkatan negara pun ada perbedaan tingkatan infeksinya pada daerah-daerah yang berlainan. Jumlah orang yang hidup dengan HIV terus meningkat di semua bagian dunia, meskipun telah dilakukan berbagai langkah pencegahan yang ketat.

Sub-Sahara Afrika tetap merupakan daerah yang paling parah terkena HIV di antara kaum perempuan hamil pada usia 15-24 tahun di sejumlah negara di sana. Ini diduga disebabkan oleh banyaknya penyakit kelamin, praktek menoreh tubuh, transfusi darah, dan buruknya tingkat kesehatan dan gizi di sana. Pada tahun 2000, WHO memperkirakan bahwa 25% unit darah yang ditransfusikan di Afrika tidak dites untuk HIV, dan bahwa 10% infeksi HIV di benua itu terjadi lewat darah.

Di Asia, wabah HIV terutama disebabkan oleh para pengguna obat bius lewat jarum suntik, hubungan seks baik antar pria maupun dengan pekerja seks komersial, dan pelanggannya, serta pasangan seks mereka dan pencegahannya masih kurang memadai.

AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun). Seseorang yang positif mengidap HIV memang belum tentu mengidap AIDS. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur, dan bakteri yang 1 biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

Penderita HIV/AIDS mempunyai potensi dan keterampilan yang sama dengan masyarakat biasa. Namun, stigma terhadap penyakit yang diidapnya membuat mereka tak bisa berkreasi dengan sepenuhnya, terlebih lagi perlakuan diskriminasi yang di dapat oleh orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) oleh masyarakat sekitarnya. Tidak jarang pula pihak keluarga ikut menjauhi para ODHA tersebut, dan biasanya masyarakat yang belum mengerti tentang cara penularan virus HIV langsung menghakimi bahwa ODHA adalah orang yang mempunyai “gaya hidup buruk” (baca : suka memakai PSK, gay, pemakai narkoba,dll). Padahal belum tentu seseorang terjangkit virus HIV karena mereka mempunyai “gaya hidup buruk” tersebut. Karena seperti yang sudah jelaskan diatas, bahwa virus HIV dapat juga menular melalui jarum suntik dan hubungan ibu dan anak.

Stigma buruk dari masyarakatlah yang akhirnya membuat para ODHA ini semakin terpuruk hidupnya, diskriminasi yang didapatkan ODHA di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerjanya bisa membuat mereka jadi tidak percaya diri, kehilangan semangat hidup. Padahal ODHA masih bisa bertahan hidup untuk waktu yang cukup lama jika mereka mempunyai semangat hidup yang tinggi dan rajin mengkonsumsi obat ARV (antiretro viral).
ARV dapat didapatkan dengan harga murah karena telah disubsidi oleh pemerintah. Konsumsi obat antiretroviral (ARV) pada ODHA terbukti mampu menekan jumlah virus HIV dalam tubuh sehingga mereka bisa bugar dan produktif. Jadi, mengapa masih menganggap ODHA tidak layak bekerja.

Pemerintah mengakui telah mencegah terjadinya stigma buruk bagi ODHA di masyarakat. Salah satunya dengan melakukan program voluntary counseling and test (VCT). Dalam program VCT, masyarakat diharapkan dapat mengonsultasikan masalah kesehatannya secara sukarela. Masyarakat juga tidak seharusnya menjauhi para ODHA ini karena sebenarnya pencegahan terhadap penularan penyakit ini dapat dilakukan sedemikian rupa.

Selain ODHA terdapat juga istilah ADHA (anak dengan HIV/AIDS), hal ini bisa terjadi biasanya karena penularan dari ibu ke anaknya. Ibu-ibu banyak yang tidak menyadari sudah terinfeksi HIV/AIDS. Sehingga, saat mengandung dan melahirkan, si ibu tidak sadar berpotensi menularkan HIV/AIDS kepada anaknya.

Pengobatan dan penanganan medis terkini, dapat membantu pengidap HIV/ AIDS untuk hidup normal. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut bisa menghasilkan karya-karya produktif. Namun, diskriminasi di masyarakat membuat mereka kesulitan mencari kerja. Di saat mereka harus bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup, mereka tidak dapat bekerja lantaran menyandang status ODHA. Akibatnya, tidak sedikit dari mereka yang kini menjadi pengangguran. Padahal, beban hidup mereka lebih sulit dan berat.

Siapa pun tentu saja tak ingin ada yang terjangkit virus ini. Namun, bukan berarti kehidupan akan berakhir jika terjangkit oleh virus ini. Kehidupan harus terus dilanjutkan karena penderita tetap memiliki harapan untuk bisa berkiprah di tengah masyarakat dan keluarga.

Read more...

SEPUTAR AIDS

SEPUTAR AIDS

http://nadhika.files.wordpress.com/2010/10/red_ribbon1.jpg

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus HIV ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga virus HIV mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita HIV mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit termasuk virus HIV, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa, ketika telah mengidap virus HIV.

Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama untuk
virus HIV berkembang, bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.

# Cara Penularan virus HIV AIDS

 
1. Melalui darah. 

misalnya ; Transfusi darah dari penderita HIV, terkena darah  yang terinfeksi virus HIV+ pada kulit yang terluka.

2. Melalui cairan semen, air mani (sperma Pria).
 

misalnya ; seorang Pria dengan virus HIV berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb

3. Melalui cairan vagina pada Wanita. 

misalnya ; Wanita dengan virus HIV yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks dengan pengidap virus HIV, oral seks dengan pengidap virus HIV, dsb.

4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). 

misalnya ; Bayi meminum ASI dari ibu pengidap virus HIV, Pria meminum susu ASI pasangannya yang pengidap virus HIV, dsb.


5. Melalui Alat suntik tidak steril.
Misalnya : pada pemakaian alat suntik yang dipakai bergantian oleh pengguna narkoba pengidap virus HIV, transfusi darah menggunakan suntikan bekas pengidap virus HIV, proses penyuntikan obat-obat kesehatan pada salon dan pusat kecantikan bekas pengidap virus HIV, bahkan pisau cukur yang dipakai bergantian bekas pengidap virus HIV juga sangat berpotensi.

Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva
penderita HIV+(air liur atau air ludah), Feses penderita HIV+(kotoran atau tinja), Air mata penderita HIV+, Air keringat penderita HIV+, serta Urine penderita HIV+ (Air seni atau air kencing).

# Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas
penderita HIV+, penderita terinfeksi virus HIV, hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.

Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :

1. Saluran pernafasan. Penderita HIV mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang
penderita HIV diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik yang merupakan tahap lanjut dari perkembangan virus HIV.

3. Berat badan tubuh. Penderita 
HIV mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh yang terserang virus HIV, seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central
penderita  HIV yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita dengan infeksi virus HIV seperti mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
Penderita dengan infeksi virus HIV lainnya mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berkerak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.

6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita
dengan infeksi virus HIV. Penderita dengan infeksi virus HIV seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Penderita dengan infeksi virus HIV lainnya mengalami luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita dengan infeksi virus HIV lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan penderita AIDS wanita mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).



# Penanganan dan Pengobatan Penyakit AIDS

Sampai dengan saat ini berbagai negara terus melakukan penelitiannya dalam mengatasi HIV AIDS. Namun perlu disadari penanggulangan bila terkena penularan  penyakit yang disebabkan VIRUS, permasalahan sesungguhnya adalah daya tahan tubuh yang tidak dapat bekerja maksimal melakukan pertahanan standard (hanya bertahan, bukan mengenali dan menyerang VIRUS). Bilamana VIRUS HIV telah bekerja secara sporadis di berbagai organ tubuh yang lainnya, maka penanggulangannya pun semakin berat bagi ANTIBODI ( sistem immunitas tubuh yang standard). Jalan satu-satunya untuk menghindari dan penanggulangan penyakit yang disebabkan VIRUS, maka WAJIB dilakukan peningkatan sistem immun pada setiap tubuh manusia secara maksimal (setinggi-tingginya), baik untuk upaya pencegahan dan pengobatan sampai daya serang VIRUS itu BENAR-BENAR HABIS!! Dengan neningkatkan sistem daya tahan tubuh, sama artinya mengembalikan  kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kematian, dan mereka bisa hidup normal kembali.



TRANSFER FACTOR ADALAH SOLUSI PALING TEPAT...
MENINGKATKAN SISTEM IMMUN TUBUH SAMPAI 437%, setiap hari..
MOLEKUL PINTAR PENDIDIK SISTEM IMMUN TERBAIK SAAT INI.

INFORMASI KEPEDULIAN ANDA
HUB : 021 - 95696922 / 082114012069
web support... klik disini

Read more...

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP